Project STOP Pasuruan Melakukan Serah Terima Program Kepada Pemerintah Daerah Pasuruan Local Government

  • Project STOP Pasuruan telah menyediakan layanan pengangkutan sampah kepada lebih dari 132.000 orang di kecamatan Lekok dan Nguling, menciptakan 120 lapangan kerja permanen bagi masyarakat setempat, dan mengangkut lebih dari 5.000 ton sampah (700 ton diantaranya adalah plastik) sejak awal program di tahun 2019 dan diluncurkan secara resmi pada tahun 2020 bersama pemerintah kabupaten Pasuruan.
  • Nestlé adalah perusahaan makanan dan minuman pertama yang bergabung dengan inisiatif ini sebagai mitra strategis dan mendanai sebagaian besar Project STOP Pasuruan. Para pendana Project STOP Pasuruan termasuk Siegwerk, Borealis, Borouge dan Nova Chemicals.
  • Komitmen kuat dari mitra Project STOP dan pemerintah kabupaten Pasuruan untuk berkontribusi kepada Pemerintah Indonesia dalam mencapai target untuk mengurangi polusi plastik laut sebesar 70% di tahun 2025 dan memberikan kontribusi terhadap sirkularitas.
  • Program ini telah mencapai otonomi ekonomi dan kedepannya akan dikelola langsung oleh pemerintah daerah dan masyarakat di Kecamatan Lekok dan Nguling.

 

Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia, 23 Februari 2023Project STOP merayakan capaian penting di tahun ini: serah terima kemitraan kedua di kabupaten Pasuruan,Jawa Timur, menjalankan target dan mendemonstrasikan bagaimana kemitraan sektor publik dan swasta dapat mengurangi sampah dan kebocoran plastik ke lingkungan, serta mendukung sirkularitas. Dalam kesempatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Project STOP menyerahterimakan inisiatif ini kepada pemerintah Pasuruan untuk dikelola secara mandiri oleh pemerintah daerah dan masyarakat di kecamatan Lekok dan Nguling.

Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan Systemiq, Project STOP (Stop Ocean Plastics) bekerja sama dengan sejumlah daerah di Indonesia untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang sirkular dan efektif. Didukung oleh sektor industri dan mitra pemerintah, Project STOP bertujuan untuk mencapai nol kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, dan berkontribusi pada ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat.

Partisipasi masyarakat merupakan jantung dari program. Hingga saat ini, Project STOP Pasuruan telah menjangkau lebih dari 132.000 individu melalui layanan pengangkutan sampah, serta melakukan composting dan daur ulang sampah di dua fasilitas TPS3R. Tiap TPS3R memiliki kapasitas 25 ton per hari, dengan biaya sistem penuh mencapai 39 dollar AS/ton di Lekok dan 35 dollar AS/ton di Nguling, menciptakan 120 lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan mengumpulkan lebih dari 5.000 ton sampah, termasuk diantaranya 700 ton plastik.

“Sejak tahun 2019, kami telah bekerja sama dengan Project STOP Pasuruan untuk menyediakan sistem persampahan yang sirkular dan dapat diakses oleh masyarakat. Kami sangat senang dengan adanya kolaborasi multi-pihak yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi dan menyediakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat.” Kata H. M. Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan dalam acara serah terima.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Dirjen PSLB3, Vivien Rosa Ratnawati, mengatakan “Pemerintah Indonesia mengapresiasi kolaborasi multi-pihak, peran, dan kontribusi Project STOP, Nestlé, Systemiq, Pemerintah Daerah, dan para pihak lainnya atas peran aktif mereka dalam mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan ekonomi sirkular dan menemukan solusi tuntas pengelolaan sampah yang mensejahterakan masyarakat. Saya berharap inisiatif serupa dapat menginsiprasi pihak lain.”

Acara serah terima tersebut diadakan di pendopo Kabupaten Pasuruan untuk merayakan otonomi pengelolaan sampah di Lekok dan Nguling dengan para pemangku kepentingan di tingkat daerah, pusat, dan internasional yang hadir langsung. Para peserta terdiri dari sejumlah pejabat pemerintah, organisasi lokal, kepala desa, Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma), mitra pendiri dan penyandang dana Project STOP.

“Project STOP sangat dekat di hati kami sejak pertama kali didirikan dan diprakarsai bersama mitra kami Systemiq,” kata Thomas Gangl, Borealis. “Bisa menyerahkan program kemitraan ini dengan pemerintah daerah membuat kami sangat gembira. Setelah Project STOP Muncar, kini Project STOP Pasuruan telah bertumbuh dan mandiri secara ekonomi. Kami merayakan pencapaian ini bersama dengan semua mitra kami, dan berharap untuk melanjutkan kesuksesan program penting ini.”

“Pengelolaan sampah yang layak membutuhkan upaya terus-menerus dan kontribusi signifikan dari semua pihak terkait dan sangat penting dilakukan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujar Mike Webster, Direktur Program Project STOP di Systemiq. “Kami sangat bersyukur atas kerja sama dengan pemerintah Indonesia, pemerintah Pasuruan, para mitra, dan penyandang dana. Sungguh luar biasa dapat menyerahkan sistem pengelolaan sampah yang sudah mapan ini kepada pemerintah dan masyarakat setempat sehingga mereka dapat melanjutkan upaya di lapangan.”

Nestlé merupakan perusahaan makanan dan minuman pertama yang bergabung dengan Project STOP sebagai mitra strategis dan penyandang dana utama dalam kemitraan di Pasuruan, bersama dengan Siegwerk, salah satu penyedia tinta cetak dan pelapis global terkemuka. “Lingkungan yang bersih merupakan hak asasi yang fundamental. Project STOP menunjukkan bahwa sistem pengelolaan sampah dapat dibangun dan dikelola secara finansial jika semua pihak berpartisipasi. Kami merasa terhormat untuk mendukung Pasuruan. Kami percaya bahwa kesuksesan ini dapat direplikasi. Pendekatan lintas sektor dalam pengelolaan sampah sangat penting untuk dilakukan dalam memastikan keberlanjutan sistem. Upaya ini tidak dapat terwujud tanpa adanya komitmen yang kuat dari pemerintah di Indonesia dan Pasuruan, termasuk masyarakat,” kata Janathanan Nallasura, Presiden Direktur di Siegwerk,”kami tergerak dengan komitmen kami dalam mendukung sirkularitas melalui Project STOP dan mengucapkan terima kasih kepada dukungan dari semua pemangku kepentingan untuk mengatasi sampah dan menuju sirkular.”

“Visi kami adalah tidak ada sampah plastik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun mencemari lingkungan. Nestlé sangat bangga mendukung Project STOP untuk mencapai kemandirian—dan menjaga kemasan bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan kembali serta residu agar tidak mencemari alam. Lebih jauh lagi, upaya kolaborasi ini juga turut mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target 70% penanganan sampah dengan benar.” kata Prawitya Soemadijo, Director of Sustainability Nestlé Indonesia.

 

Tentang Project STOP

Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan Systemiq, Project STOP (STop Ocean Plastics) bekerja bersama dengan pemerintah daerah untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah sirkular yang efektif di sejumlah wilayah yang membutuhkan di Asia Tenggara. Inisiatif ini mendukung sejumlah wilayah dengan keahlian teknis untuk mencapai nol kebocoran sampah, meningkatkan angka daur ulang, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi dampak berbahaya dari sampah yang tidak dikelola dengan baik terhadap kesehatan masyarakat, pariwisata dan perikanan. Kemitraan pertama Project STOP di mulai pada 2018 di Muncar. Pada Februari tahun 2022, Project STOP Muncar telah diserahterimakan kepada pemerintah setempat dan masyarakat. Project STOP juga bekerja di dua wilayah tambahan, yaitu Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dan Kabupaten Jembrana, di Bali, dan kini memperluas cakupan program di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Mitra korporat Project STOP antara lain Nestlé, Borouge, the Alliance to End Plastic Waste, Siegwerk, Shwarz, dan HP, dengan dukungan dari lembaga dan yayasan, P4G dan Accenture, termasuk pihak akademisi seperti Pisces. Kesuksesan Project STOP berkat kolaborasi dan kerja sama yang dekat dengan pemerintah Norwegia, pemerintah daerah dan pusat di Indonesia, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Memorandum of Understanding (MOU), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan pemerintah kabupaten di lokasi program. Saat ini, Project STOP memiliki 35 orang pemimpin yang berkomitmen di sektor lingkungan.

Informasi selengkapnya tentang Project STOP:
Website: www.stopoceanplastics.com | www.stopoceanplastics.com/pasuruan

Tentang Borealis
Borealis merupakan salah satu penyedia solusi polyolefin canggih dan sirkular terkemuka di dunia, dan pemimpin pasar Eropa dalam bahan kimia dasar, pupuk, dan daur ulang plastik. Kami mamanfaatkan keahlian di sektor polimer dan pengalaman puluhan tahun untuk menawarkan solusi material yang bernilai tambah, inovatif, dan sirkular. Dalam upaya mendorong kehidupan yang lebih berkelanjutan, kami membangun komitmen untuk menjaga keselamatan orang-orang yang bekerja bersama kami dan mendorong keunggulan dalam mempercepat transformasi menuju ekonomi sirkular dan memperluas jejak geografis kami.

Berkantor pusat di Wina, Austria, Borealis mempekerjakan 6.900 karyawan dan beroperasi di lebih dari 120 negara. Di tahun 2020, Borealis menghasilkan pendapatan penjualan sebanyak EUR 6,8 miliar dan laba bersih sebesar EUR 589 juta. OMV, perusahaan minyak dan gas internasional yang berbasis di Austria, memiliki 75% saham Borealis, sedangkan sisanya 25% dimiliki oleh perusahaan induk Mubadala yang berbasis di Abu Dhabi. Kami menyediakan layanan dan jasa kepada pelanggan di seluruh dunia melalui Borealis dan dua usaha gabungan penting: Borouge (dengan perusahaan minyak nasional di Abu Dhabi, atau ADNOC, yang berbasis di Uni Emirat Arab); dan Baystar™ (dengan Total, yang berbasis di Amerika Serikat).
www.borealisgroup.com | www.borealiseverminds.com

Tentang Systemiq
Systemiq didirikan pada tahun 2016 untuk mendorong pencapaian Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dengan mengubah pasar dan model bisnis dalam empat sistem utama: penggunaan lahan, material sirkular, energi bersih dan keuangan berkelanjutan. Bersertifikat B-Corp, Systemiq adalah firma penasehat dan investasi global yang bermitra dengan industry, pemerintah dan masyarakat sipil, serta membiayai dan berinvestasi dalam usaha berdampaik tinggi untuk membuka peluang ekonomi yang bermanfaat bagi bisnis, masysrakat dan lingkungan, dan membawa perubahan sistem.

Informasi selengkapnya, kunjungi www.systemiq.earth.

Tentang Nestlé Indonesia

Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé S.A., produsen makanan dan minuman terbesar di dunia yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Sebagai perusahaan di bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, Nestlé telah beroperasi selama lebih dari 150 tahun dan hadir di 187 negara di seluruh dunia, dengan lebih dari 2.000 merek yang memiliki tujuan untuk menggunakan potensi makanan guna meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan untuk generasi mendatang.

Nestlé Indonesia didirikan pada tahun 1971 dan mempekerjakan sekitar 3.600 karyawan. Nestlé Indonesia memiliki tiga pabrik di Indonesia yang memproduksi berbagai produk susu, makanan dan minuman dengan merek-merek terkenal seperti DANCOW, MILO, NESCAFÉ, LACTOGROW, CERELAC, KITKAT, BEAR BRAND, dan lain-lain.

Leave a Reply

This site uses cookies to store information on your computer. By using this site you agree to our use of cookies. View more
Accept
Deny