23 September 2019 – Aliansi untuk Mengakhiri Sampah Plastik (Alliance to End Plastic Waste) / AEPW, pada hari ini mengumumkan kemitraannya dengan Project STOP , agar dapat lebih lanjut meningkatkan pengembangan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan sirkuler di Indonesia. Melalui Project STOP, Aliansi tersebut bertujuan untuk dapat meningkatkan pengumpulan sampah, membawa layanan pengumpulan sampah untuk pertama kalinya ke rumah tangga, menciptakan pekerjaan lokal di industri pengelolaan sampah, dan membersihkan area yang dipenuhi dengan polusi plastik. 

Kolaborasi tiga tahun antara Aliansi dengan Project STOP akan fokus pada Kabupaten Jembrana, yang terletak di pantai barat laut Bali. Aliansi akan mendukung studi kelayakan untuk mencapai masa depan yang bebas dari limbah plastik yang tidak dikelola di seluruh pulau dan untuk menilai cara memperluas pendekatan, serta memberikan dukungan keuangan dan keahlian teknis.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa pulau Bali berkontribusi pada lepasnya 33.000 ton plastik ke laut setiap tahun. Tantangan utama dari hal tersebut adalah kurangnya layanan pengelolaan sampah yang tepat untuk menjaga rumah tangga dan bisnis dari pembakaran terbuka atau pembuangan sampah ke lingkungan. Menghentikan kebocoran plastik ke laut sangat penting untuk mempertahankan industri pariwisata pulau itu, yang menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat. Jembrana diperkirakan berkontribusi pada lepasnya 13.200 ton plastik ke lingkungan setiap tahun - di mana diantaranya 2.700 ton bocor ke laut, karena ukuran populasi dan kurangnya infrastruktur dan daur ulang sampah.

Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan SYSTEMIQ, Project STOP (Stop Ocean Plastics) bekerja dengan sejumlah kota untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif untuk menghilangkan kebocoran plastik ke laut dan menciptakan sistem ekonomi sirkuler di Asia Tenggara. Bekerjasama dengan perusahaan, pemerintah daerah dan kelompok masyarakat, Project STOP mendukung sejumlah kota dengan keahlian teknis untuk mencapai nol persen kebocoran limbah, meningkatkan sistem ekonomi sirkuler, menciptakan lapangan kerja baru dalam pengelolaan sampah, dan mengurangi dampak berbahaya dari sampah yang tidak dikelola dengan baik bagi kesehatan masyarakat, pariwisata, dan perikanan . Ambisi jangka panjang Project STOP adalah untuk menciptakan solusi dan model baru yang dapat ditingkatkan secara cepat di seluruh rantai plastik, mulai dari penggunaan plastik hingga pengumpulan dan daur ulang limbah, di lokasi yang membutuhkan perbaikan pengelolaan sampah plastik.

 “Aliansi berfokus pada bidang-bidang di mana kebutuhan untuk meningkatkan pengelolaan limbah plastik sangat mendesak dan di mana perusahaan anggota kami di seluruh mata rantai plastik dapat menawarkan keahlian teknis dan bisnis. Karenanya, Project STOP sangat cocok bermitra dengan strategi Aliansi yang berfokus pada empat pilar, yaitu infrastruktur, inovasi, pendidikan, dan pembersihan. Di Jembrana, kami memiliki kesempatan untuk bekerja dengan masyarakat setempat dalam membangun infrastruktur limbah dan daur ulang, untuk mencegah plastik bocor ke lingkungan, ”kata David Taylor, Ketua Dewan, Presiden dan CEO Procter & Gamble, dan Ketua AEPW.

Kemitraan kota yang didanai oleh Aliansi di Kabupaten Jembrana merupakan kemitraan kota pertama Project STOP di pulau Bali. Proyek ini dirancang untuk dapat mandiri secara ekonomi dalam waktu tiga tahun, sehingga sistem ini dapat dioperasikan oleh pemerintah kota dan masyarakat setempat, yang keduanya akan dikonsultasikan dan dilibatkan secara erat di seluruh tahapan proyek.

“Kami dengan bangga menyambut Aliansi untuk Mengakhiri Limbah Plastik (Alliance to End Plastic Waste) sebagai mitra strategis Project STOP, karena kami ingin berbagi komitmen yang kuat untuk mengatasi tantangan global utama saat ini; menghentikan kebocoran plastik ke lingkungan,” kata Alfred Stern, CEO Borealis, co-founder Project STOP. “Plastik dapat digunakan kembali dan didaur ulang menjadi produk baru dan jelas kita harus mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan model ekonomi sirkuler agar dapat mendukung pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah ini.”

"Saya sepenuhnya mendukung dan berterima kasih atas pemilihan Jembrana sebagai kemitraan kota project STOP," kata I Wayan Sudiarta, SP, Kepala Badan Lingkungan Hidup Jembrana. "Saya berharap proyek ini akan dapat mendidik dan mengubah kebiasaan masyarakat setempat untuk dapat memilah dan membuang sampah mereka dengan benar."

Kemitraan AEPW dengan Project STOP akan melakukan sejumlah aktivitas berikut:

  • Melakukan studi untuk mengetahui bagaimana dan mengapa sampah plastik dapat mencemari lingkungan, serta mendesain sistem baru yang dapat digunakan untuk mencegahnya dikemudian hari.
  • Membangun dan menyediakan peralatan untuk meningkatkan upaya pengumpulan dan pemilahan sampah.
  • Merekrut pekerja lokal dengan upah yang layak dan kondisi pekerjaan yang bertanggung jawab untuk dapat mengelola dan mempekerjakan staf lainnya dalam sistem pengelolaan sampah.
  • Bekerjasama dengan organisasi lokal untuk mendorong perubahan perilaku di tingkat komunitas melalui program peningkatan kesadaran dan pendidikan, sehingga banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan sepenuhnya sistem yang dibuat untuk mengelola sampah. 
  • Membersihkan pantai dan sungai melalui konsultasi dengan pemerintah daerah.

Melalui partisipasi mereka dalam Project STOP selama tiga tahun ke depan, Aliansi berupaya untuk memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pengelolaan sampah di Jembrana dan meningkatkan mata pencaharian serta pengembangan kapasitas masyarakat.

***

Tentang Aliansi untuk Menghentikan Sampah Plastik

Aliansi untuk Mengakhiri Limbah Plastik (Alliance to End Plastic Waste) adalah organisasi nirlaba yang mencakup perusahaan yang berkontribusi dalam membuat, menggunakan, menjual, mengolah, mengumpulkan dan mendaur ulang plastik, termasuk pabrik kimia dan plastik, perusahaan barang konsumen, pengecer, konverter, dan perusahaan pengelolaan limbah. Aliansi ini adalah organisasi internasional yang berfokus untuk menyatukan industri, pemerintah, komunitas, dan masyarakat sipil dalam perjuangan untuk mengakhiri limbah plastik. Aliansi bekerja untuk mempromosikan program dan kemitraan yang berfokus pada solusi di empat bidang inti: infrastruktur, inovasi, pendidikan, dan pembersihan. Keanggotaan Aliansi mewakili perusahaan dan organisasi global yang berlokasi di seluruh Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, Asia Tenggara, Afrika, dan Teluk Arab.

Perusahaan anggota Aliansi antara lain: ASF, Berry Global, Braskem, Charter NEX Films, Chevron Phillips Chemical Company LLC, Clariant, Covestro, Dow, EQUATE Petrochemical Company, ExxonMobil, Formosa Plastics Corporation USA, Gemini Corporation, Grupo Phoenix, Henkel, LyondellBasell, Milliken & Company, Mitsubishi Chemical Holdings, Mitsui Chemicals, NOVA Chemicals, Novolex, OxyChem, PepsiCo, PolyOne, Pregis, Procter & Gamble, Reliance Industries, SABIC, Sasol, SCG Chemicals, Sealed Air Corporation, Shell, Sinopec, SKC co., ltd., Storopack, SUEZ, Sumitomo Chemical, TOMRA, Total, Veolia, Versalis (Eni), Westlake Chemical Corporation. 

Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi: endplasticwaste.org 

 

Tentang Project STOP

Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan SYSTEMIQ, Project STOP (Stop Ocean Plastics) bekerja dengan sejumlah kota untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif untuk menghilangkan kebocoran plastik ke laut dan menciptakan sistem ekonomi sirkuler di Asia Tenggara. Didukung oleh mitra industri dan pemerintah, Project STOP bertujuan untuk mencapai nol persen kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, berkelanjutan secara ekonomi, dan menciptakan manfaat, termasuk pekerjaan bagi masyarakat lokal. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang inisiatif ini, silakan kunjungi www.stopoceanplastics.com atau ikuti kami di Twitter @endoceanplastic. 

Leave a Reply

This site uses cookies to store information on your computer. By using this site you agree to our use of cookies. View more
Accept
Deny